Minggu, 22 Januari 2012

MENULIS KARYA ILMIAH


Kompetensi Dasar :
12.1 menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber

Indikator :
• Mampu menentukan sistematika karya tulis
• Mampu menuliskan catatan pustaka dan daftar pustaka sebagai rujukan.
• Mampu menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber
• Mampu menyunting karya tulis

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Ciri karya ilmiah
1 Berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
2 Didukung oleh teori yang ada.
3 Mengikuti sistematika penulisan yang sudah ditentukan.
4 Bersifat proporsional atau seimbang sesuai dengan kebenaran yang ada.
5 Bersifat konsisten atau taat aturan.

Sistematika karya ilmiah.
Ada beberapa sistematika karya ilmiah yang berlaku. Namun pada hakikatnya sistematika tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Di samping ketiga bagian tersebut, karya ilmiah juga dilengkapi bagian-bagian yang biasanya menyertai yang bersifat pendukung. Berikut ini adalah contoh sistematika penulisan karya ilmiah
Bagian awal
1 Lembar judul
2 Abstrak
3 Persetujuan dan atau pengesahan
4 Kata pengantar
5 Daftar isi
Bagian pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Permasalahan
D. Sistematika penulisan
Bagian isi
A. Landasan teori
B. Pembahasan permasalahan
Bagian penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian akhir
1 Daftra pustaka
2 Lampiran

Lembar judul berisi tentang judul karya ilmiah yang ditulis beserta penulis karya tersebut. Judul pada karya tulis harus memiliki syarat sebagai berikut
1 Judul harus memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang akan dibahas.
2 Sesuai dengan tema yang dibahas.
3 Manarik dan menggugah rasa ingin tahu baik bagi pembaca maupun penulis.

Abstrak berisi ringkasan secara keseluruhan isi karya ilmiah dari awal sampai akhir.
Persetujuan / pengesahan berisi tentang persetujuan dari guru atau dosen yang membimbing penulisan. Dengan persetujuan tersebut menunjukkan bahwa karya ilmiah tersebut sudah dapat dipertanggungjawabkan kesesuaian dan keabsahan isinya.
Kata pengantar merupakan bagaian yang fungsinya mengantarkan pada pembaca tentang isi karya ilmiah secara garis besar. Dalam kata pengantar biasanya berisi tentang garis besar pembahasan isi dan ucapan terima kasih pada orang-orang yang telah berjasa terhadap karya tersebut.
Latar belakang berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi penulis memilih tema yang diambil untuk penulisan karya ilmiah tersebut. Latar belakang umumnya berisi tentang kesenjangan antara dasein dan dasolen atau antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akhirnya akan mengerucut pada timbulnya permasalahan yang akan dibahas disertai dengan pemilihan permasalahan (tema) serta penentuan harapan penulis terhadap karya tersebut.
Permasalahan berisi pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pusat pembahasan dalam karya ilmiah tersebut. Permasalah dikembangkan dari permasalahan yang terdapat pada latar belakang dan dibuat dalam kalimat pertanyaan.
Landasan teori adalah teori-teori yang melandasi alur pikir kita dalam membahas permasalahan yang kita ungkapkan. Teoru-teori tersebut dapat diperoleh dari media cetak seperti buku, artikel, atau jurnal. Dapat pula dari media elektronik seperti sumber dari internet. Teori-teori yang kita pakai harus disertai dengan asal sumbernya. Dalam membuat landasan teori, pola yang dipakai adalah pola SAS (Struktur, analisis, sintesis). struktur berbentuk kutipan teori menurut yang diambil dari buku ataupun yang lain. kutipan ini bisa berupa kutipan langsung maupun tidak langsung. selanjutnya analisis. tahapan analisis ini berisi ulasan atau pandangan penulis (kita) terhadap teori yang kita kutip. tahap terakhir adalah sintesis yang berisi kesimpulan setelah kita mengutip beberapa teori dalam satu pembahasan tertentu. untuk jelasnya, perhatikan contoh berikut ini!
Cerita pendek atau lebih akrabnya dikatakan cerpen merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa. Menurut Kosasih dikatakan bahwa cerpen adalah cerita yang dapat dibaca sekitar sepuluh sampai tiga puluh menit selesai. Dalam hubungannya dengan jumlah kata, cerpen terbentuk dari sekitar 500 s.d. 5000 kata. (E.Kosasih, 2008) di sini tampak bahwa penentu sebuah prosa dikategorikan cerpen atau bukan pada banyaknya jumlah halaman yang memungkinkan untuk dibaca dalam satu waktu membaca.
Lain halnya dengan Abdul Rozak Zaidan yang menekankan pada sisi isi. Zaidan mengatakan bahwa cerpen atau yang disebut kisahan atau dalam bahasa inggrisnya Shorth story harus memberi kesan tunggal yang dominan tentang seorang tokoh dalam satu latar dan situasi dramatik tertentu. (Abdul Rozak Zaidan DKK, 1996) Di sini zaidan manggarisbawahi bahwa suatu cerpen hanya mengungkapkan satu situasi dramatis yang luar biasa dari perjalanan hidup sang tokoh. Dengan fokus satu bagian saja, akan memungkinkan cerita berjalan dengan cepat atau pendek.
Pendapat ini dipertegas lagi dengan pendapat Atikah yang mengatakan bahwa cerpen merupakan suatu bentuk karya sastra yang berjenis prosa dengan menampilkan sepenggal peristiwa yang terjadi pada diri tokoh yang menjadi fokus cerita (Atikah Dkk,2008:6). Pendapat Atikah ini lebih menekankan pada peristiwa inti yang dialami tokoh. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharna yang mendefinisikan cerpen sebagai sebuah cerita fiksi yang menceritakan sebagian kisah kehidupan tokoh baik yang mengharukan maupun menyedihkan dengan penceritaan yang lebih singkat. Lebih lanjut Suharna mengatakan bahwa sebuah cerpen bukan didasarkan pada panjang pendeknya cerita cerita tetapi lebih dtekankan pada fokus permasalahan yang diceritakan di dalamnya. ( Suharna,2006:6)
Dari beberapa difinisi di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan bentuk karya sastra yang berjenis prosa yang di dalamnya berkisah tentang satu peristiwa penting dari kehidupan tokoh utamanya. Dilihat dari panjang pendeknya naskah, cerpen pada umumnya dapat dibaca dalam sekali waktu membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar