Kamis, 02 Februari 2012

Menemukan Gagasan pada Artikel

Menemukan Gagasan pada Artikel
Membaca Ekstensif
Ketika kamu membaca artikel atau buku, pastilah kamu bermaksud menemukan informasi atau isi dari artikel atau buku tersebut. Oleh karena itu, semua bagian dalam artikel atau buku harus kamu baca. Akhirnya, kamu dapat membedakan informasi yang dianggap penting dan tidak penting. Cara membaca yang demikian disebut membaca ekstensif.
Sebagai latihan, baca artikel dari majalah dan buku berikut ini!
Pola Asuh Efektif, Pola Asuh Penuh Cinta
Pola asuh sangat menentukan pertumbuhan anak, jadi hati-hati dalam menerapkannya. Apa, sih, pola asuh itu? Teorinya, menurut Theresia Indira Shanti, S.Psi.,M.Si., pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya.
Sayangnya pola asuh yang diterapkan orang tua tak selamanya efektif. Malah terkadang dampaknya bagi si kecil bukannya baik tapi buruk. Pola asuh yang terlalu protektif atau memanjakan anak tentu menyebabkan anak menjadi tidak kreatif atau jadi selalu tergantung pada orang lain. Makanya perlu berhati-hati menerapkan pola asuh. Perlu diingat pula pola asuh sangat menentukan pertumbuhan anak, baik dalam potensi sosial, psikomotorik, dan kemampuan afektifnya.
Syarat Pola Asuh Efektif
Jadi bagaimana pola asuh yang efektif itu? Menurut Shanti, pola asuh yang efektif bisa dilihat dari hasilnya. “Anak jadi paham kenapa harus begini atau begitu. Kenapa tak boleh iniitu. Kelak, anak akan mampu memahami aturan-aturan di masyarakat secara lebih luas lagi. Misalnya, kalau ketemu orang harus menyapa atau bersalaman, ” ujar psikolog dari Unika Atmajaya, Jakarta ini. Nah, syarat paling utama pola asuh yang efektif adalah landasan cinta dan kasih sayang. Tapi bagaimana bentuknya? Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif.
1. Pola asuh harus dinamis
Kenapa? Karena pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak balita tentu berbeda dari pola asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya, kemampuan berpikir  balita kan masih sederhana, jadi pola asuh harus disertai komunikasi yang tidak bertele-tele dengan bahasa yang mudah dimengerti. Contohnya: “Adek enggak boleh memukul Eki, karena kalau dipukul itu sakit!”
2. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Ini perlu dilakukan karena setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat. Umpamanya, kala si kecil mendengarkan alunan musik, dia tampak lebih tertarik ketimbang anak seusianya. Bisa jadi, ia memang memiliki potensi kecerdasan musikal. Nah, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
3. Ayah-ibu mesti kompak
Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak. Jangan sampai orang tua saling berseberangan karena hanya akan membuat anak bingung.
4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami. Kelak diharapkan anak bisa menjadi manusia yang memiliki aturan dan norma yang baik, berbakti dan menjadi panutan bagi temannya dan orang lain.
5. Komunikasi efektif
Bisa dikatakan komunikasi efektif merupakan sub-bagian dari pola asuh efektif. Syarat untuk berkomunikasi efektif sederhana kok, yaitu luangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat anak.
6. Disiplin
Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh. Mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah atau menyimpan sesuatu pada tempatnya dengan rapi. Lantaran itu, anak pun perlu diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola kegiatannya.
Sumber: Hilman Hilmansyah. Ferdi/Tabloid Nakita, Januari 2008
Kerjakan latihan berikut!
1. Dari teks yang kamu baca, coba cari gagasan pokok tiap paragrafnya!
2. Kemudian dari gagasan pokok tersebut tulis informasi yang terdapat dalam artikel tersebut!
3. Susun informasimu menjadi bentuk artikel yang baik dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang jelas!
4. Bacakan di depan kelas untuk dinilai kawan-kawan yang lain!


Teknik Menjawab Soal Bahasa Indonesia

Teknik Menjawab Soal Bahasa Indonesia


    Menentukan Letak Kalimat Utama
o    Temukan kata hubung tunjuk (……ini, ….itu, hal ini, hal itu, tersebut, di atas dll) pada kalimat kedua. Jika ada, hampir dapat dipastikan letak kalimat utama adalah pada kalimat pertama.
o    Kalimat kedua adalah kalimat penjelas yang menjelaskan dari segi apapun sesuatu yang terdapat pada kalimat utama ( di awal / di akhir ).
o    Temukan di mana letak apa/siapa yang dijelaskan tersebut ( Kalimat pertama atau kalimat terakhir ). Kalimat yang dijelaskan tersebut adalah kalimat utamanya.
•    Menentukan Gagasan Utama
o    Apa/siapa yang digantikan oleh kata tunjuk yang terdapat pada kalimat kedua tersebut
adalah kata kunci bunyi gagasan utamanya
o    Apa/siapa yang dijelaskan oleh kalimat penjelas adalah kata kunci gagasan utamanya
•    Kalimat Kritikan
o    Biasanya kalimat kritikan berbentuk kalimat perintah/larangan yang ditandai dengan adanya kata ( harus, seharusnya, sebaiknya, diharapkan, sewajarnya, jangan, sepantasnya dll ).
o    Lakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban yang tidak berbentuk kalimat perintah/larangan karena kemungkinan besar bukan kalimat kritikan.
o    Perhatikan soal, siapa/pihak mana yang harus dikritik
o    Cari dalam bacaan ( pikiran, ucapan, atau perbuatan ) tidak baik yang dilakukan oleh pihak dalam soal sehingga perlu diberi kritikan
o    Bunyi kalimat kritikan harus sesuai dengan pikiran, ucapan, atau perbuatan tidak baik tersebut.
•    Menentukan Perbedaan Penyajian Dua Teks Berita
o    Perhatikan kata-kata pertama pada teks 1
o    Kuasai lebih dahulu fungsi kata tanya siapa, apa, kapan, berapa, di mana, mengapa, dan bagaimana
o    Tentukan kata tanya yang sesuai jika kata-kata pertama pada teks 1 tersebut sebagai jawabannya. ( kata tanya tersebut adalah unsur pertama teks 1 )
o    Perhatikan pola pilihan jawaban a,b,c, dan d . Berdasarkan unsur pertama teks 1 di atas, lakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban yang pasti salah.
o    Selanjutnya tentukan kata tanya yang sesuai jika kata-kata pertama pada teks 2 tersebut sebagai jawabannya. ( kata tanya tersebut adalah unsur pertama teks 2 )
o    Berdasarkan unsur pertama teks 2 di atas, lakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban yang pasti salah.
o    Satu unsur berita dapat berbentuk satu kata atau lebih. Satu kalimat dapat memiliki satu unsur dapat juga lebih tergantung jenis kalimatnya
o    Untuk mengetahui letak unsur kedua atau ketiga atau unsur selanjutnya, buatlah kalimat tanya dengan kata tanya yang sesuai dengan unsur pertama teks tadi dengan menggunakan sisa-sisa kalimat yang tidak menjadi jawaban. Kata-kata setelah kata-kata jawaban adalah unsur keduanya. Begitu selanjutnya.
•    Kesamaan Informasi Beberapa Teks
o    Jika ada, perhatikan kata-kata berupa nama, angka, atau istilah yang terdapat dalam pilihan jawaban a,b,c, dan d sebagai pedoman untuk mencari informasi dalam teks
o    Pilihan jawaban benar jika informasi tersebut termuat baik pada teks 1 maupun teks 2
o    Jangan menentukan jawaban lebih dahulu jika belum berhasil menggaris bawahi kata-kata kunci pada teks 1 dan 2 yang berupa kata-kata yang bunyinya atau maknanya sama
•    Menentukan Isi Teks.
o    Isi teks yang terdiri atas satu paragraf dapat ditemukan pada kalimat utamanya.
o    Isi teks juga dapat berupa gabungan antara kalimat utama dengan salah satu kalimat penjelas.
o    Isi teks yang terdiri atas dua paragraf atau lebih dapat ditemukan pada pilihan jawaban yang memuat gabungan kalimat utamanya
o    Isi teks dapat ditentukan dengan menjawab pertanyaan “apa/siapa yang bagaimana”
•    Menentukan larik bermajas
o    Kuasai lebih dahulu pengertian majas personifikasi, perumpamaan, metafora, klimak, metonimi, ironi, dan paradoks
o    Biasanya majas yang paling sering digunakan penyair adalah personifikasi ( mengorangkan benda ) yang dapat dirumuskan = KK/KS manusia + KB atau KB + KK/KS manusia.
o    Tandai kata-kata dalam pilihan jawaban yang susunan kata-katanya terdiri atas kata benda yang diikuti atau didahului, kata kerja/kata sifat yang mana kerja/sifat tersebut hanya biasa dijalankan/dimiliki manusia. Jika ditemukan pilihan jawaban itu memuat majas personifikasi
•    Kalimat Pendapat
Kuasai lebih dahulu ciri-ciri kalimat pendapat berikut.
•    Berbentuk kalimat saran/perintah/anjuran yang ditandai adanya kata ( sebaiknya, sepantasnya, seharusnya, sewajarnya dll )
•    Mengandung informasi yang belum pasti yang ditandai dengan adanya kata ( mungkin, kira-kira, diduga, diperkirakan, disangka dll )
•    Mengandung informasi tentang sesuatu yang belum terjadi yang ditandai dengan adanya kata ( jika, kalau, bila, andai, andai kata dll )
•    Terdapat kata sifat atau kata yang dapat ditandai seperti kata sifat ( sangat + ……..)
•    Tandai kata-kata kunci di atas pada bacaan untuk menentukan pilihan jawaban yang benar
•    Menentukan Fakta
Kalimat yang tidak memuat kata-kata kunci kalimat pendapat, kemungkinan besar kalimat fakta
•    Menentukan Kesimpulan/ Gagasan Utama Tajuk
o    Kesimpulan ( simpul/tali/ikat ) adalah satu kalimat yang dapat mewakili seluruh kalimat yang terdapat pada bacaan.
o    Tentukan apa/siapa + bagaimana yang dibahas dalam tajuk.
o    Siapa/apa + bagaimana tersebut adalah gagasan tajuk tersebut, atau
o    Cari pilihan jawaban yang memuat kalimat yang isinya sama dengan isi kalimat utama atau gabungan kalimat utama dengan kalimat penjelas, atau
o    Cari pilihan jawaban yang isinya dapat mewakili isi seluruh bacaan
•    Menentukan Opini Yang berlawanan
o    Cari pada pilihan jawaban yang isinya berlawanan/berkebalikan dengan apa yang tertulis pada bacaan
o    Tandai kata atau gabungan kata pada pilihan dan bacaan sebagai bukti bahwa kedua pernyataan itu bertentangan
•    Menentukan keberpihakan Penulis
o    Keberpihakan diujudkan dalam bentuk kalimat yang berisi sanjungan, pujian, persetujuan, ungkapan belas kasihan, atau keprihatinan
o    Cari dalam bacaan kalimat yang berisi hal –hal tersebut. Pihak yang dikomentari positif itulah yang diberpihaki
•    Menentukan Pertanyaan Sesuai Tabel
o    Membaca tabel dilakukan dengan melihat informasi yang terdapat pada pertemuan antara baris dan kolom
o    Informasi yang terdapat dalam tabel, biasanya berupa angka, waktu, dan benda/orang
o    Kata tanya yang sesuai dengan isi informasi tersebut adalah berapa, kapan, dan apa/siapa
o    Curigai pilihan jawaban yang menggunakan kata tanya tersebut sebagai pilihan jawaban benar
o    Pertanyaan yang sesuai adalah pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan pada tabel.
o    Tandai informasi di tabel yang menjadi jawaban dari pertanyaan yang sesuai
•    Menentukan kesimpulan Isi Tabel
o    Pahami arti/maksud kata-kata berikut: naik, turun, sama, rata-rata, seimbang, naik tajam,meroket, turun drastis
o    Cocokkan satu persatu pilihan jawaban dengan isi tabel
o    Tandai informasi di tabel yang menjadi jawaban dari pernyataan yang sesuai
•    Menentukan Pertanyaan Sesuai Grafik
o    Membaca grafik dilakukan dengan melihat informasi yang terdapat pada pertemuan antara garis vertikal dan garis horisontal
o    Informasi yang terdapat dalam grafik, biasanya berupa angka, waktu, dan benda/orang
o    Kata tanya yang sesuai dengan isi informasi tersebut adalah berapa, kapan, dan apa/siapa
o    Curigai pilihan jawaban yang menggunakan kata tanya tersebut sebagai pilihan jawaban benar
o    Pertanyaan yang sesuai adalah pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan pada grafik.
o    Tandai informasi di grafik yang menjadi jawaban dari pertanyaan yang sesuai
•    Menentukan kesimpulan Isi Grafik
o    Pahami arti/maksud kata-kata berikut: naik, turun, sama, rata-rata, seimbang, naik tajam,meroket, turun drastis
o    Cocokkan satu persatu pilihan jawaban dengan isi tabel
o    Tandai informasi di tabel yang menjadi jawaban dari pernyataan yang sesuai
•    Menentukan Citraan
o    Citraan adalah gambaran lewat kata-kata. Citraan penglihatan berkaitan dengan sesuatu yang dilihat, pendengaran dengan suara-suara, penciuman dengan bau, perasaan dengan apa-apa yang biasa dirasakan hati, perabaan berkaitan dengan apa yang dirasakan kulit, gerak berkaitan dengan sesuatu yang sedang bergerak, pencecapan berkaitan dengan apa yang dirasakan lidah.
o    Perhatikan, kata-kata yang terdapat pada larik-larik puisi tersebut berhubungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan panca indra yang mana? Itulah citraannya
o    Jika terdapat lebih dari satu citraan, pilih yang lebih sering muncul
•    Menentukan Isi Puisi
o    Pahami, isi puisi biasanya tidak tertulis dengan jelas pada larik-larik puisi tersebut
o    Isi puisi berupa jawaban dari pertanyaan : apa/siapa yang bagaimana yang diceritakan dalam puisi tersebut.
o    Isi puisi berupa kesimpulan dari seluruh larik-larik puisi, bukan salah satu larik saja
o    Biasanya pilihan jawaban yang berisi kata-kata yang diambil dari larik puisi, bukan pilihan jawaban benar
•    Membaca Denah
o    Pahami lebih dahulu arah mata angin. Pada denah bagian atas gambar menandakan arah Utara, bawah Selatan, bagian tangan sebelah kanan menandakan arah Timur dan tangan kiri menandakan arah Barat.
o    Pahami maksud kata-kata berikut: sejajar, berhadapan, berseberangan, berdampingan, mengapit, dekat, jauh atau kata lain yang menunjukan posisi dua benda
•    Menentukan Rima
o    Rima adalah persanjakan atau persamaan bunyi
o    Rima sama jika larik 1,2,3,4 pada akhir larik sama bunyi ( aaaa )
o    Rima kembar, jika bunyi akhir larik pertama kedua sama dan larik ketiga keempat juga sama tapi berbeda bunyi dengan larik 1 dan 2 ( aabb )
o    Rima silang jika bunyi akhir larik 1 dan 3 sama dan larik 2 dan 4 sama tapi berbeda bunyi dengan larik 1 dan 3 ( abab )
o    Rima bebas jika larik 1,2,3, 4 pada akhir larik berbeda bunyi ( a,b,c,d )
•    Menentukan Pesan/Amanat Cerpen/Novel/Drama
o    Cari hal positif ( lakukan ) atau negatif ( jangan meniru ) yang dilakukan oleh tokoh dalam bacaan
o    Nasihat/pesan/amanat berkaitan dengan hal tersebut.
o    Kalimat amanat biasanya berbentuk kalimat perintah.
•    Menentukan latar tempat, waktu, atau suasana dalam cerpen/novel/puisi
o    Pahami bahwa nama tempat, nama waktu, atau nama suasana dalam cerpen/novel/puisi biasanya tidak tertulis secara tersurat, tetapi hanya berupa kata-kata yang merupakan ciri-ciri tempat, waktu, suasana yang dimaksud ( tersirat )
o    Pahami tokoh/sesuatu yang terdapat dalam bacaan
o    Tentukan apa yang sedang dilakukan tokoh/sesuatu tersebut dalam satu kata kerja ( Ani sedang makan, Budi minum, Siti merenung dll )
o    Nama tempat yang digunakan si tokoh/sesuatu dalam melakukan sesuatu adalah latar tempatnya
o    Nama waktu ketika si tokoh/esuatu melakukan sesuatu adalah latar waktunya
o    Situasi/ suasana/perasaan si tokoh/sesuatu saat melakukan sesuatu adalah latar suasananya.
•    Menentukan Jenis Konflik
o    Konflik adalah masalah yang sedang dihadapi tokoh cerita.
o    Jenis konflik yaitu
    fisik/badan/raga/badan,
    konflik psikis/batin/jiwa/rokhani,
    konflik ide/pendapat.
o    Tentukan apa yang sedang dilakukan tokoh cerita. Jika berkelai atau ada kontak fisik dengan tokoh lain ( konflik fiSik), merenung, bersedih karena sedang memiliki suatu masalah ( konflik batin), beradu pendapat, diskusi/berdebat ( konflik ide )
•    Menentukan Konflik dalam cerita
o    Tentukan peristiwa apa yang menyebabkan si tokoh cerita berkelai, bersedih, merenung, atau berdebat. Peristiwa itulah konfliknya.
o    Perhatikan pola pilihan jawaban, lalu cocokkan dengan isi pada pilihan jawaban dengan isi pada bacaann.
o    Pilihan jawaban yang isinya sesuai dengan apa yang tertulis dalam bacaan itulah pilihan jawaban yang benar.
•    Menentukan Nilai Moral Cerita
o    Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk.
o    Nilai moral biasanya diwujudkan dalam kalimat pesan.
o    Cari ucapan/ perbuatan/ pikiran yang bersifat negatif dari tokoh cerita.
o    Bunyi nilai moral berkaitan dengan hal tersebut
•    Menentukan Watak Pelaku Cerita
o    Pahami lebih dahulu pengertian contoh-contoh watak/karakter berikut: bengis, bijaksana, pengertian, perhatian, pengecut, penyabar, cerdik, licik,soleh, relijius, patuh dll
o    Pahami lebih dahulu bahwa watak pelaku cerpen/novel/drama biasanya tidak tertulis secara gamblang, tetapi hanya berupa kata-kata/perbuatan yang merupakan ciri-ciri sebuah watak.
o    Watak tokoh dapat dilihat lewat apa yang dikatakan/lakukan/pikirkan tokoh tersebut , apa yang dituliskan pengarang, ciri pisik si tokoh, dan disebutkan tokoh lain
o    Pahami siapa tokoh yang harus ditentukan wataknya
o    Perhatikan pola pilihan jawaban, lalu secara berurutan cari bukti yang berupa perkataan /perbuatan/penjelasan pengarang/ucapan tokoh lain yang sesuai dengan watak tersebut
•    Menentukan Tulisan Buku Harian/Pengalaman pribadi
o    Pahami, bahwa pelaku dalam buku harian/ pengalaman adalah “aku/saya”
o    Bagian yang tertulis dalam buku harian biasanya waktu, tempat, peristiwa yang disertai ekspresi perasaan si pelaku saat mengalami peristiwa itu.
o    Perhatikan pola pada pilihan jawaban lalu temukan perbedaan tiap bagian pada keempat pilihan jawaban tersebut. Mulai dari pelaku ( aku/saya), waktu, tempat, peristiwa lalu ekspresi perasaan.
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang salah satu bagiannya tidak sesuai dengan ilustrasi.
o    Lakukan hal yang sama dengan bagian yang lain tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi sampai ditemukan pilihan jawaban yang benar-benar sesuai dengan ilustrasi
•    Menulis Memo Sesuai Ilustrasi
o    Pahami hal-hal berikut pada ilustrasi: pengirim memo, yang dikirimi memo, hubungan antara penulis memo dan yang dikirimi, dan isi perintahnya.
o    Pengecoh soal jenis ini terletak pada ketidaksesuaian antara pilihan jawaban dengan isi ilustrasi yang berkaitan dengan pengirim memo, yang dikirimi memo, dan isi perintah.
o    Perhatikan pola pada pilihan jawaban lalu temukan perbedaan tiap bagian pada keempat pilihan jawaban tersebut.
o    Mulailah dari perbedaan kata perintah yang digunakan ( kata perintah yang benar adalah yang sesuai dengan hubungan antara pengirim dan yang dirimi memo) .
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang salah satu bagiannya tidak sesuai dengan ilustrasi.
o    Lakukan hal yang sama dengan bagian yang lain ( isi ) tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi ( silang dibelakang pilihan jawaban yang pasti salah ) sampai ditemukan pilihan jawaban yang benar-benar sesuai dengan ilustrasi
•    Menyusun laporan Sistematis
o    Laporan yang sistematis adalah laporan yang disusun sesuai dengan urutan waktu kejadian
o    Jika pada salah satu kalimat terdapat atau dimulai dengan kata hubung, cari kalimat sebelum kalimat tersebut.
o    Lihat pada pilihan jawaban yang sesuai dengan urutan kedua kalimat tersebut.
o    Lakukan eliminasi terhadap pilihan jawaban yang urutannya nomornya tidak sesuai dengan urutan nomor dua kalimat tersebut.
•    Menyusun laporan Sesuai Ilustrasi
o    Pada ilustrasi, temukan kalimat yang memuat tujuan diadakannya kegiatan tersebut
o    Bunyi laporan sesuaikan dengan tujuannnya
•    Menulis Pembuka Surat Pribadi
o    Pembuka surat pribadi biasanya berisi salam, sapaan, menanyakan kabar si penerima surat, dan mengabarkan keadaan si pengirim surat.
o    Kata sapaan dan salam harus sesuai kedudukan antara pengirim dan penerima surat
o    Perhatikan pola pilihan jawaban lalu temukan perbedaan keempat pembuka surat tersebut
o    Begitu menemukan satu perbedaan, sesuaikan dengan urutan bagian pembuka surat pribadi tersebut
o    Pilihan jawaban yang isinya tidak sesuai dengan bagian-bagian pembuka surat pribadi di atas, kemungkinan kata-kata/kalimat yang seharusnya ditulis pada bagian isi.
•    Menulis Penutup Surat Pribadi
o    Penutup surat pribadi biasanya berupa penekanan apa yang tertulis dalam isi atau berupa pesan
o    Jika ada, temukan pada soal gambaran isi penutup surat tersebut.
o    Perhatikan pola pada pilihan jawaban lalu temukan perbedaan isi penutup surat tersebut pada keempat pilihan jawaban tersebut.
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang isinya tidak sesuai dengan ilustrasi.
•    Menulis Isi Surat Undangan
o    Isi surat undangan biasanya berisi hari/tanggal, waktu, tempat, dan acara/kegiatan
o    Sapaan menggunakan hurup besar dan menyesuaikan kedudukan antara si pengundang dan yang diundang.
o    Pengecoh soal jenis ini terletak pada ketidaksesuaian antara pilihan jawaban dengan isi ilustrasi yang berkaitan dengan sapaan, hari/tanggal, waktu, dan nama acara
o    Perhatikan pola pada pilihan jawaban lalu temukan perbedaan tiap bagian pada keempat pilihan jawaban tersebut.
o    Mulailah dari perbedaan kata kata sapaan yang digunakan ( kata sapaan yang benar adalah yang sesuai dengan hubungan antara pengirim dan yang dikirimi undangan) .
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang salah satu bagiannya tidak sesuai dengan ilustrasi.
o    Lakukan hal yang sama dengan bagian yang lain (hari/tanggal, waktu, dan nama acara ) tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi ( silang dibelakang pilihan jawaban yang pasti salah ) sampai ditemukan pilihan jawaban yang benar-benar sesuai dengan ilustrasi
•    Menulis Penutup Surat resmi
o    Jenis surat resmi adalah pemberitahuan, undangan, dan permohonan.
o    Sesuaikan kalimat penutup dengan jenis suratnya.
o    Syarat penutup surat resmi adalah, jangan menggunakan kata ganti milik atau klitika “nya”, tetapi gunakan kata sapan Bapak, Ibu, Anda, Saudara, Adik, dll
o    Gunakan kata kerja aktif ( mengucapkan, kami ucapkan), jangan pasif ( diucapkan )
o    Ungkapan jangan berlebih-lebihan ( sangat terima kasih, kami haturkan, banyak-banyak terimakasih )
•    Menulis Rangkuman
o    Jika bacaan terdiri atas satu paragraf, rangkuman berupa kalimat utamanya atau kalimat utama dan salah-satu kalimat penjelas.
o    Jika bacaan teridiri atas lebih dari satu paragraf, rangkuman berupa gabungan kalimat utama tiap paragraf.
o    Perhatikan kata-kata/kalimat pertama masing-masing pilihan jawaban
o    Curigai pilihan jawaban yang kalimat pertamanya diambil dari kalimat utama paragraf pertama sebagai pilihan jawaban benar.
o    Jika ada dua atau tiga pilihan jawaban yang kalimat pertamanya diambil dari kalimat utama paragraf pertama, lakukan perbandingan pada kalimat selanjutnya
•    Menulis Slogan
o    Slogan mempunyai ciri: kalimatnya pendek, berisi semboyan, tidak berbentuk kalimat perintah
o    Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang tidak sesuai cirri tersebut.
o    Perhatikan dengan seksama tujuan pembuatan slogan yang terdapat pada ilustrasi
o    Bunyi slogan diambil dari “kata-kata’ yang terdapat pada tujuan tersebut
•    Menulis Poster
o    Poster mempunyai ciri: kalimatnya agak panjang, berisi ajakan, berbentuk kalimat perintah
o    Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang tidak sesuai cirri tersebut..
o    Perhatikan dengan seksama tujuan pembuatan poster yang terdapat pada ilustrasi
o    Bunyi poster diambil dari “kata-kata’ yang terdapat pada tujuan tersebut
•    Menulis Iklan Baris
o    Syarat iklan baris adalah singkat (kata-katanya sedikit), padat (kata-kata tertentu disingkat), dan jelas ( pembaca iklan dapat memahama isi iklan tersebut)
o    Iklan baris biasanya terdiri atas 4 bagian dengan urutan berikut, yaitu 1. pernyataan menjual/membeli, 2. nama barang/jasa, 3. keterangan barang/jasa ( termasuk harga jika ada ), dan 4. alamat pemasang iklan.
o    Temukan perbedaan tiap bagian pada keempat pilihan jawaban tersebut
o    Mulailah dari perbedaan bagian 1 ( pernyataan menjual/membeli ) .
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang salah satu bagiannya tidak sesuai dengan ilustrasi.
o    Lakukan hal yang sama dengan bagian yang lain (nama barang, keterangan, dan alamat tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi ( silang dibelakang pilihan jawaban yang pasti salah ) sampai ditemukan pilihan jawaban yang benar-benar sesuai dengan ilustrasi
o    Jika ada dua pilihan yang cirinya sama, pilih yang lebih singkat
•    Menulis Pembukaan Pidato
o    Pahami dalam ilustrasi hal-hal berikut : yang berpidato, yang mendengarkan pidato, dan nama acara/ tujuan pidato.
o    Pahami bahwa pembukaan pidato berisi salam/sapaan, dan ucapan syukur kepada Tuhan YME, dan penyebutan nama acara/kegiatan/tujuan
o    Temukan perbedaan tiap bagian pada keempat pilihan jawaban tersebut
o    Mulailah dari perbedaan pertama ( salam/sapaan ) .
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi. Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang salah satu bagiannya tidak sesuai dengan ilustrasi.
o    Lakukan hal yang sama dengan bagian yang lain (ucapan syukur dan penyebutan nama acara/ kegiatan ) tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi ( silang dibelakang pilihan jawaban yang pasti salah ) sampai ditemukan pilihan jawaban yang benar-benar sesuai dengan ilustrasi.
•    Menulis Rumusan Masalah Karya Ilmiah
o    Rumusan masalah berisi gambaran masalah yang akan dibahas
o    Pahami bahwa Rumusan masalah berupa pertanyaan yang berkaitan dengan judul/tema karya tulis atau Latar Belakang Masalah
o    Pahami bahwa rumusan masalah berbentuk pertanyaan dengan kata tanya yang sering digunakan adalah “apa/apa saja”dan “bagaimana”
o    Curigai pilihan jawaban yang menggunakan kata tanya tersebut sebagai pilihan jawaban benar.
o    Jika rumusan masalah ditentukan berdasarkan tema/judul, tentukan apakah akan membahas jenis/rincian ataukan cara/penjelasan
o    Jika yang akan dibahas adalah jenis/rincian kata tanya pada rumusan masalah yang sesuai adalah “apa/apa saja”
o    Jika yang akan dibahas adalah cara/penjelasan, kata tanya pada rumusan masalah yang sesuai adalah “bagaimana”
o    Jika rumusan masalah ditentukan berdasarkan Latar Belakang Masalah, tentukan apakah Latar Belakang Masalah tersebut membahas jenis/rincian ataukan cara/penjelasan. Kata Tanya pada rumusan masalah yang dipakai sama dengan di atas.
•    Menentukan Latar Belakang Masalah Berdasarkan Identifikasi Masalah
o    Identifikasi masalah dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
o    Cari pilihan jawaban yang isinya menjawab/menjelaskan pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pada Identifikasi Masalah
o    Perhatikan kalimat pertama pada tiap-tiap pilihan jawaban
o    Curigai kalimat pada pilihan jawaban yang isinya menjawab/menjelaskan apa yang terdapat pada identifikasi masalah urutan pertama sebagai pilihan jawaban benar.
o    Begitu menemukan satu perbedaan, bandingkan dengan ilustrasi.
o    Lakukan eleminasi terhadap pilihan jawaban yang kalimat pertamanya tidak menjawab/ menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan/pernyataan pada identifikasi masalah pertama.
o    Lakukan hal yang sama terhadap kalimat berikutnya tanpa menyertakan pilihan jawaban yang sudah dieliminasi ( silang dibelakang pilihan jawaban yang pasti salah ) sampai ditemukan paragraf yang isinya menjawab atau menjelaskan semua yang tertulis pada identifikasi masalah
•    Menentukan Balasan Pantun
o    Pahami bahwa pantun adalah puisi lama dengan ciri berikut:
    jumlah larik dalam satu bait empat,
    berima/bersajak a,a,a,a/a,b,a,b,
    Larik 1 dan 2 isi, larik 3 dan 4 sampiran
o    Pantun biasanya berisi nasehat, permintaan, atau pertanyaan yang dituangkan dalam 2 larik ( biasanya 8 kata )
o    Perhatikan larik 3 dan 4 pada ilustrasi untuk menemukan pertanyaan atau pernyataan pantun tersebut
o    Cari pada larik 3 dan 4 pada pilihan jawaban yang merupakan jawaban dari pertanyaan/pernyataan tersebut.
o    Jika ada dua pilihan yang sesuai dengan pertanyaan/penjelasan pantun ilustrasi, kemungkinan salah satu rima dari pilihan jawaban yang tersisa bukan a,b,a,b atau puisi tersebut tidak berjenis pantun.
•    Menentukan Urutan Pantun
o    Tentukan urutan nomornya berdasarkan persanjakan ( a,b,a,b/a,a,a,a )
o    Cari letak isi pantun tersebut
o    Berdasarkan urutan itu, lihat pada pilihan jawaban
o    Curigai pilihan jawaban yang memuat urutan tersebut sebagai pilihan jawaban benar.
•    Melengkapi dialog Drama
o    Selalu perhatikan dialog sebelum dan sesudah bagian yang rumpang
•    Menyunting Kalimat Agar Efektif
o    Kalimat tidak efektif ditandai dengan adanya kata-kata yang mubazir ( tidak perlu ) atau adanya dua kata yang memiliki arti sama ( banyak = para = peserta = sekalian = bermacam-macam = beberapa = sangat = kata benda yang diulang ), agar=supaya, walau = tetapi dll
o    Biasanya kata yang mempunyai makna sama letaknya berdekatan
o    Kata yang mubazir adalah sebuah kata yang jika kata tersebut dihilangkan, arti kalimatnya tidak berubah.
o    Perhatikan kata-kata yang harus dihilangkan pada pilihan jawaban lalu cari kata yang berdekatan dengan kata-kata tersebut. Jika ditemukan dua kata yang maknanya sama, berarti kata pada pilihan jawaban dapat dihilangkan
o    Jika menemukan pilihan jawaban yang kata-katanya dapat dihilangkan tanpa mengubah arti/makna seluruh kalimat, berarti kata-kata itu tidak perlu
•    Menulis Naskah Drama Berdasarkan Narasi
o    Naskah drama mempunyai cirri berisi nama pelaku yang diikuti dialog yang harus diucapkan dan terkadang disertai adegan yang harus diperankan.
o    Temukan perbedaan, isi kalimat/dialog atau pengucap dialog pada pilihan jawaban lalu cocokan satu persatu secara urut dengan ilustrasi.
•    Menulis kalimat Saran Berdasarkan Kesimpulan
o    Kalimat saran berupa kalimat perintah atau larangan
o    Temukan hal baik/tidak baik yang terdapat pada kesimpulan tersebut
o    Saran/nasihat berkaiatan dengan hal tersebut
•    Menyunting Paragraf
o    Perhatikan kalimat penjelas yang harus diganti atau disunting
o    Kalimat penjelas selalu menjelaskan gagasan utama kalimat utamanya ( pada kalimat pertama jika kalimat yang harus disunting kalimat terakhir )
o    Isi kalimat menjelas harus logis dan masuk akal
 

Minggu, 22 Januari 2012

KOMPETENSI BERPIDATO


Kompetensi Dasar :
10.1 Berpidato/
berceramah/ber-khotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas

Indikator :
1. Mampu menyusun garis besar kerangka pidato/ceramah/khotbah
2. Mampu berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas

RINGKASAN MATERI
Sistematika pidato terdiri dari
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan pengantar sebelum orator menyampaikan isi berita yang ingin disampaikan. Pendahuluan pidato biasanya terdiri dari
a. Salam
b. Sapaan terhadap orang yang hadir. Sapaan diawali dari orang yang berkedudukan tertinggi sampai pada pendengar yang umum.
c. Ucapan syukur. Ucapan syukur terkadang ditiadakan terutama pada pidato yang sifatnya umum.
2. Isi
Isi pidato mencakup hal-hal pokok seperti topik pidato. Topik pidato diusahakan sesuai dengan kegiatan yang tengah dilaksanakan. Pokok yang lain adalah permasalahan. Permasalahan yang akan diungkapkan sebisa mungkin yang terkini dan dihubungkan dengan kegiatan. Pokok pidato yang ketiga adalah solusi. Solusi akan mengungkapkan saran atau hal-hal yang bisa dijadikan alternative pemecahan masalah yang diungkapkan sebelumnya.
3. Penutup
Penutup berisi beberapa hal yaitu
a. Kesimpulan isi pidato yang telah disampaikan.
b. Permohonan maaf
c. Salam
Agar pidato yang akan disampaikan lebih sistematis, alangkah baiknya pidato disiapkan sebelumnya. Persiapan terdiri dari penentuan topic yang menarik, pendataan permasalahan yang sesuai, pembuatan kerangka pidato, pengembangan kerangka menjadi pidato yang utuh.

Metode berpidato
Ada beberapa cara seseorang melakukan pidato di depan orang banyak. Metode tersebut adalah
1 Metode menghapal. Metode ini dilaksanakan dengan cara menghapal keseluruhan isi pidato yang telah dibuat sebelumnya. Kelemahan metode ini adalah apabila di tengah perjalanan pidato orator lupa hapalan, pidato akan menjadi kacau.
2 Metode membaca naskah atau metode naskah yaitu orator membaca naskah pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan metode ini, pidato akan lebih lancar dan sesuai dengan rencana. Namun metode ini juga masih terdapat kelemahan. Kelemahan tersebut adalah orator tidak dapat menyelipkan ide-ide baru di luar naskah yang telah dipersiapkan.
3 Metode serta merta atau impromptu yaitu pidato tanpa adanya persiapan sama sekali. Metode ini akan dirasa sulit oleh orang yang jarang berpidato. Ide-ide tidak muncul sehingga orator bingung apa yang harus diucapkan. Namun dapat juga kebalikannya, ide-ide datang silih berganti sehingga isi pidato tidak berhubungan satu sama lainnya.
4 Metode ekstemporan atau garis besar naskah. Pada metode ini orator hanya mempersiapkan garis besar isi pidato yang akan disampaiakan. Pengembangan isi akan dilakukan saat pelaksanaan pidato di podium.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berpidato
1. Berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
2. Jangan menampakkan ketakutan atau ketidaksiapan di depan umum.
3. Suara yang keras agar bisa terdengan dengan jelas oleh keseluruhan pendengar.
4. Gunakan intonasi yang bervariasi agar tidak membosankan.
5. Perhatikan waktu karena pidato yang terlalu lama kan menjenuhkan.
6. Jangan mengulang-ulang isi yang tidak diperlukan.
7. Usahakan hilangkan kata-kata penjeda untuk berpikir seperti “e….”
8. Jangan berbicara kasar dan atau menyangkut pornografi.
9. Gunakan bahasa tubuh yang luwes dan fleksibel.

Beberapa kesalahan bahasa saat penyampaian pidato
a. Penggunaan kata-kata yang terpengaruh bahasa asing atau pergaulan seperti nggak, kagak, haturkan, kita daripada bangsa Indonesia…., Nampak.
b. Penggunaan kata-kata yang tidak logis seperti terima kasih yang sebanyak-banyaknya, beribu-ribu terima kasih, mohon maaf yang sedalam-dalamnya, maaf yang sebesar-besarnya, dan lainnya yang sejenis.
c. Penggunaan katakata yang tumpang tindih seperti disebabkan karena, seperti misalnya, sangat….sekali, hanya….saja.

MENULIS KARYA ILMIAH


Kompetensi Dasar :
12.1 menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber

Indikator :
• Mampu menentukan sistematika karya tulis
• Mampu menuliskan catatan pustaka dan daftar pustaka sebagai rujukan.
• Mampu menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber
• Mampu menyunting karya tulis

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Ciri karya ilmiah
1 Berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
2 Didukung oleh teori yang ada.
3 Mengikuti sistematika penulisan yang sudah ditentukan.
4 Bersifat proporsional atau seimbang sesuai dengan kebenaran yang ada.
5 Bersifat konsisten atau taat aturan.

Sistematika karya ilmiah.
Ada beberapa sistematika karya ilmiah yang berlaku. Namun pada hakikatnya sistematika tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Di samping ketiga bagian tersebut, karya ilmiah juga dilengkapi bagian-bagian yang biasanya menyertai yang bersifat pendukung. Berikut ini adalah contoh sistematika penulisan karya ilmiah
Bagian awal
1 Lembar judul
2 Abstrak
3 Persetujuan dan atau pengesahan
4 Kata pengantar
5 Daftar isi
Bagian pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Permasalahan
D. Sistematika penulisan
Bagian isi
A. Landasan teori
B. Pembahasan permasalahan
Bagian penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian akhir
1 Daftra pustaka
2 Lampiran

Lembar judul berisi tentang judul karya ilmiah yang ditulis beserta penulis karya tersebut. Judul pada karya tulis harus memiliki syarat sebagai berikut
1 Judul harus memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan yang akan dibahas.
2 Sesuai dengan tema yang dibahas.
3 Manarik dan menggugah rasa ingin tahu baik bagi pembaca maupun penulis.

Abstrak berisi ringkasan secara keseluruhan isi karya ilmiah dari awal sampai akhir.
Persetujuan / pengesahan berisi tentang persetujuan dari guru atau dosen yang membimbing penulisan. Dengan persetujuan tersebut menunjukkan bahwa karya ilmiah tersebut sudah dapat dipertanggungjawabkan kesesuaian dan keabsahan isinya.
Kata pengantar merupakan bagaian yang fungsinya mengantarkan pada pembaca tentang isi karya ilmiah secara garis besar. Dalam kata pengantar biasanya berisi tentang garis besar pembahasan isi dan ucapan terima kasih pada orang-orang yang telah berjasa terhadap karya tersebut.
Latar belakang berisi tentang hal-hal yang melatar belakangi penulis memilih tema yang diambil untuk penulisan karya ilmiah tersebut. Latar belakang umumnya berisi tentang kesenjangan antara dasein dan dasolen atau antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akhirnya akan mengerucut pada timbulnya permasalahan yang akan dibahas disertai dengan pemilihan permasalahan (tema) serta penentuan harapan penulis terhadap karya tersebut.
Permasalahan berisi pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pusat pembahasan dalam karya ilmiah tersebut. Permasalah dikembangkan dari permasalahan yang terdapat pada latar belakang dan dibuat dalam kalimat pertanyaan.
Landasan teori adalah teori-teori yang melandasi alur pikir kita dalam membahas permasalahan yang kita ungkapkan. Teoru-teori tersebut dapat diperoleh dari media cetak seperti buku, artikel, atau jurnal. Dapat pula dari media elektronik seperti sumber dari internet. Teori-teori yang kita pakai harus disertai dengan asal sumbernya. Dalam membuat landasan teori, pola yang dipakai adalah pola SAS (Struktur, analisis, sintesis). struktur berbentuk kutipan teori menurut yang diambil dari buku ataupun yang lain. kutipan ini bisa berupa kutipan langsung maupun tidak langsung. selanjutnya analisis. tahapan analisis ini berisi ulasan atau pandangan penulis (kita) terhadap teori yang kita kutip. tahap terakhir adalah sintesis yang berisi kesimpulan setelah kita mengutip beberapa teori dalam satu pembahasan tertentu. untuk jelasnya, perhatikan contoh berikut ini!
Cerita pendek atau lebih akrabnya dikatakan cerpen merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa. Menurut Kosasih dikatakan bahwa cerpen adalah cerita yang dapat dibaca sekitar sepuluh sampai tiga puluh menit selesai. Dalam hubungannya dengan jumlah kata, cerpen terbentuk dari sekitar 500 s.d. 5000 kata. (E.Kosasih, 2008) di sini tampak bahwa penentu sebuah prosa dikategorikan cerpen atau bukan pada banyaknya jumlah halaman yang memungkinkan untuk dibaca dalam satu waktu membaca.
Lain halnya dengan Abdul Rozak Zaidan yang menekankan pada sisi isi. Zaidan mengatakan bahwa cerpen atau yang disebut kisahan atau dalam bahasa inggrisnya Shorth story harus memberi kesan tunggal yang dominan tentang seorang tokoh dalam satu latar dan situasi dramatik tertentu. (Abdul Rozak Zaidan DKK, 1996) Di sini zaidan manggarisbawahi bahwa suatu cerpen hanya mengungkapkan satu situasi dramatis yang luar biasa dari perjalanan hidup sang tokoh. Dengan fokus satu bagian saja, akan memungkinkan cerita berjalan dengan cepat atau pendek.
Pendapat ini dipertegas lagi dengan pendapat Atikah yang mengatakan bahwa cerpen merupakan suatu bentuk karya sastra yang berjenis prosa dengan menampilkan sepenggal peristiwa yang terjadi pada diri tokoh yang menjadi fokus cerita (Atikah Dkk,2008:6). Pendapat Atikah ini lebih menekankan pada peristiwa inti yang dialami tokoh. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Suharna yang mendefinisikan cerpen sebagai sebuah cerita fiksi yang menceritakan sebagian kisah kehidupan tokoh baik yang mengharukan maupun menyedihkan dengan penceritaan yang lebih singkat. Lebih lanjut Suharna mengatakan bahwa sebuah cerpen bukan didasarkan pada panjang pendeknya cerita cerita tetapi lebih dtekankan pada fokus permasalahan yang diceritakan di dalamnya. ( Suharna,2006:6)
Dari beberapa difinisi di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan bentuk karya sastra yang berjenis prosa yang di dalamnya berkisah tentang satu peristiwa penting dari kehidupan tokoh utamanya. Dilihat dari panjang pendeknya naskah, cerpen pada umumnya dapat dibaca dalam sekali waktu membaca.

IDE DAN PENGEMBANGAN IDE DALAM MENULIS PROSA FIKSI

Sering kita atau merasa tidak punya ide untuk menulis cerpen. Di lain kesempatan kita juga dihadapkan pada kebingungan apa yang harus saya tulis dengan tugas menulis cerpen. Pikiran buntu dan tak satu pun ide mau singgah di kepala kita. Apa benar? begitu sulitkah kita mencari ide yang bagus yang dapat kita angkat sebagai sebuah cerpen? Ternyata pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan dijawab dengan satu kata “TIDAK”. Mencari ide tidak sesulit itu. Bahkan terlalu mudah.
Ah masa sih mencari ide mudah? Mungkin Anda tidak percaya. Bukankah ide dapat kita peroleh dari pengalaman hidup kita atau orang lain? itu artinya ide dapat digali sebanyak orang yang berada di muka bumi ini. Lebih sempit lagi ide dapat kita gali dari orang-orang yang kita kenal seperti teman, sahabat, keluarga, atau yang lainnya. Coba Anda hitung berapa orang yang Anda kenal. Cukup banyak kan? Itu belum dikalaikan berapa banyak mereka memiliki pengalaman yang menarik. Tentunya tidak ada satu pun orang hanya memiliki satu pengalaman. Seandainya kita mengenal seratus orang yang dekat dan mereka masing-masing memiliki lima pengalaman yang menarik itu berarti kita bisa menggali sebanyak lima ratus ide yang dapat kita angkat sebagai sebuah cerpen. Kalau ide-ide itu kita jadikan cerpen semua, coba bayangkan berapa buah buku kumpulan cerpen yang dapat kita buat; berapa hari cerpen itu dapat diselesaikan. Sementara setiap hari pengalaman manusia juga semakain bertambah.
Selain dari orang-orang yang kita kenal, ide dapat juga kita peroleh dari peristiwa di sekitar kita dari orang-orang yang tidak kenal. Di mana dapat kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa tersebut? Kita dapat mengetahui cerita tersebut dengan membaca koran, majalah, melihat berita di televisi atau radio, atau situs-situs pertemanan di internet.
Wah berarti kita harus serius dong melihat berita-berita yang ada di media cetak atau elektronik? Tidak juga. Dari kita menonton hiburan pun kita bisa menemukan ratusan ide yang menarik yang dijadikan sebuah cerpen. Contoh nyatanya adalah cerita yang ada pada film, sinetron, atau realiti show yang ada di televisi suasta yang akhir-akhir ini membooming menjadi sumber ide yang lain. bagi yang senang dengan lagu-lagu, syair lagu dan videoklipnya pun menjadi sumber ide yang tak akan pernah habis kita gali selama manusia membutuhkan hiburan. Pendek kata, tak ada alasan kita tidak menulis cerpen karena tidak punya ide.
Yang terpenting ada kemauan kita untuk menangkap pengalaman mereka. Kalau kita bisa menangkapnya, ide seperti sebuah sumur yang takkan pernah kering. Selanjutnya kita tinggal memoles sedikit ide-ide yang ada tersebut menjadi lebih ciamik sehingga terkesan ceritanya tidak 100% sama. Tapi kalu toh sama itu pun sah-sah saja. Yang penting kita tidak menjadi plagiator alias orang yang mengklaim karya orang lain sebagai karya kita sendiri.
Lalu bagaimanakah langkah kita selanjutnya dengan ide-ide tersebut? Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan yaitu:
1. Pilih salah satu ide yang menarik dari ratusan ide’
Ratusan ide yang ada tersebut tentunya tidak mungkin kita angkat semua menjadi sebuah cerpen dalam waktu yang bersamaan. Bukankah otak dan kemampuan kita terbatas. Oleh karena itu, kita harus pilih salah satu saja ide-ide tersebut. Bagaimanakah pedoman pemilihannya? Berikut ini beberapa tip untuk membantu dalam pemilihan ide, yaitu
a. Yakinlah ide yang akan kita pilih semuanya berpotensi menarik. Jadi jangan ragu; jangan pernah berpikir ide kita biasa saja. Cerpen yang luar biasa adalah cerpen yang mengangkat ide-ide biasa tetapi mendapat respon pembaca yang luar biasa.
b. Pilihlah ide yang paling berkesan di hati kita. Dengan demikian kita akan lebih menjiwai ide tersebut. Penjiwaan ide akan membuat pemaparan ide menjadi cerita terasa lebih mengena.
c. Jadilah diri sendiri karena biasanya ide yang kita pilih lebih jelek dari ide orang lain. jangan terjebak dengan kebingungan memilih ide. Sekali terjebak, Anda hanya akan berputar pada kebingungan memilih ide.
2. Mengerucutkan ide apabila ide terlalu luas.
Cerpen merupakan cerita singkat yang dapat dibaca dalam sekali waktu. Oleh karena itu, ide yang terlalu luas dapat kita kita kerucutkan sehingga cerita tidak melebar kemana-mana. Saat sebuah cerpen ceritanya sudah tidak fokus, maka akan hilang hakikat cerpen yang pendek.
3. Memoles ide tersebut agar sesuai dengan cita rasa kita
Terkadang kita menemukan ide dari cerita diri sendiri, orang lain, film, lagu belum lengkap alur ceritanya. Oleh karena itu polesan kita untuk menjadikan sebuah cerita yang utuh. Bagaimanakah caranya? Berikut ini ada beberapa cara dan contoh dari memoles ide.
a. Menambah unsur atau bagian alur yang belum ada.
Contoh:
Sumber ide

: cerita teman tentang pertemuannya dengan seorang yang gadis cantik di rumah saudaranya saat dia bermain ke rumah saudaranya.
Polesan : Untuk memoles ide cerita di atas menjadi sebuah cerita, kita perlu membayangkan alur cerita secara keseluruhan. Oleh karena itu kita akan membentuk rencana alur terlebih dahulu. Rencana alur yang mungkin akan kita buat berdasarkan ide cerita di atas adalah
a. Introducing atau pengenalan
Dilihat dari sumber ide yang ada, kita rasanya akan sepakat kalau sumber ide yang ada tersebut masih dalam bagain introducing. Hal tersebut karena sumber ide belum memunculkan konflik. Oleh karena itu, kita perlu melengkapi bagian alur yang lain sehingga seolah-olah cerita sampai akhir. Salah satu cara untuk melengkapi bagian alur tersebut dengan melakukan sistem pengandaian. Artinya, kita mengandaikan apa yang akan terjadi dengan kelanjutan cerita tersebut. Berikut ini adalah contoh pemolesan ide dengan sistem “pengandaian” untuk melengkapi alur cerita.
b. Konflik
Salah satu konflik yang dapat kita munculkan dari introducing di atas adalah
Si tokoh (misal bernama Andre) merasakan ada getar-getar panah asmara terhadap gadis yang dilihatnya (misalnya kita beri nama Alisa)
c. Konflik memanas
Pada tahap konflik memanas ini kita bisa menampilkan beberapa peristiwa berikut
1) Andre sering mengirim SMS pada Alisa yang isinya mengungkapkan kerinduannya pada Alisa
2) Rasa rindu Andre yang terus menghantui memaksa dia harus bicara terus terang kepada Alisa. Sementara dia juga bingung karena dia masih menjalin hubungan dengan Dina.
3) Andre akhirnya bertekad mendua hati. Baginya dia tidak tega untuk memutuskan cinta Dina tapi dia juga tidak mau membohongi perasaan hatinya.
d. Klimaks
Andre datang ke rumah Alisa untuk mengungkapkan perasaanya kepadanya. Alisa menolak secara halus tapi Andre terus saja mendesak. Tiba-tiba Dina muncul dari dalam rumah. matanya berkaca-kaca. Ternyata Alisa adalah sepupu Dina yang baru datang dari Jakarta .
e. Ending
Dina memutuskan hubungan dengan Andre sementara Alisa tetap tidak mau menerima Andre. Andre pergi dengan perasaan bersalah pada dua gadis yang dicintainya.

b. Memendekkan ide cerita yang terlalu panjang.
Sumber cerita yang kita temui terkadang terlalu panjang unruk dijadikan sebuah cerita pendek. Apabila kita menemukan sumber ide yang seperti itu, maka langkah yang harus dilakukan adalah memendekkan cerita. Ambillah bagian cerita yang paling menarik dan memungkinkan untuk dibuat cerpen. Berikut ini adalah contoh pemendekan cerita dari sebuah sumber ide
Sumber ide : Cerita rakyat Sangkuriang
inovasi : Cerita Sangkuriang ini dapat kiat angkat menjadi sebuah cerpen dengan melakukan inovasi. Inovasi dilakukan dengan mengambil inti cerita kemudian menyesuaikannya dengan realitas kehidupan yang ada. Sebagai contoh, untuk cerita Sangkuriang ini kita dapat mengubah nama tokoh, setting, dan endingnya. Dengan pengubahan ini akan tercipta sebuah cerita baru yang berbeda dengan cerita aslinya.
Berikut ini adalah gambaran adegan cerita Sangkuriang secara garis besar
1. Dayang sumbi bertemu dengan calon suaminya karena dia telah menolongnya.
2. Dayang sumbi menikah tanpa direstui oleh orang tuanya.
3. Mereka diusir dari istana
4. Lahir Sangkuriang di tempat pelarian.
5. Sangkuriang berburu dan tanpa disadarinya dia telah membunuh babi hutan yang merupakan penjelmaan ayahnya.
6. Sangkuriang diusir oleh Dayang Sumbi karena dia telah membunuh ayahnya sendiri.
7. Sangkuriang mengabdikan diri di sebuah kerajaan
8. Sangkuriang yang telah menjadi prajurit tangguh berburu di sebuah hutan dan bertemu dengan Dayang Sumbi yang masih tampak muda.
9. Sangkuriang jatuh hati kepada Dayang Sumbi
10. Saat sedang berduaan, Dayang Sumbi melihat tanda lahir yang ada di badan Sangkuriang. Akhirnya Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya sendiri.
11. Dayang Sumbi menolak cinta Sangkuriang, tapi Sangkuriang memaksa. Akhirnya Dayang Sumbi mengajukan syarat kepada sangkuriang untuk membuatkan perahu dalam satu malam.
12. Sangkuriang menyanggupi syarat yang diajukan Dayang Sumbi. Dengan kesaktiannya, Sangkuriang membuat perahu.
13. Dayang Sumbi melihat Sangkuriang yang sedang membuat perahu. Khawatir angkuriang dapat memenuhi permintaannya, Dayang Sumbi berusaha untuk menggagalkan usaha Sangkuriang.
14. Sangkuriang marah karena usahanya telah digagalkan Dayang Sumbi. Akhirnya, dia menendang perahu yang telah dibuatnya sampai terpelanting jauh. Dengan ajaib, perahu tersebut jatuh dalam posisi tertelungkup dan berubah menjadi gunung. Sampai sekarang, gunung tersebut diberi nama Gunung Tangkuban Perahu.
Karena terlalu panjang, cerita dapat kita mulai dari saat sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi. Cerita seharusnya berawal dari

a. Mengubah atau memberi ending cerita.
Sumber ide

: cerita teman tentang keinginannya untuk terus sekolah sampai dia mendapatkan selembar ijazah. Namun nasib berkata lain. ibunya meninggal dunia saat dia berada di kelas 9 SMP. Hidupnya oleng karena biaya hidup keluarganya selama ini banyak bergantung pada ibunya yang bekerja sebagai pembantu di Jakarta. Kini bapaknya mencoba mengadu nasib ke Jakarta agar bisa membiayai hidup keluarganya. Namun sekali lagi nasib sial menimpanya. Bapaknya yang selama ini sakit-sakitan akhirnyakembali ke kampung dengan penyakit yang semakin parah. Sebagai anak tertua, Darma (nama teman yang bercerita) dihadapkan pada dua pilihan, antara harus terus sekolah seperti cita-citanya ataukah dia harus bekerja untuk membantu biaya hidup keluarganya.
Polesan : Dilihat dari peristiwa yang ada pada ide cerita di atas kita mengetahui bahwa cerita belum selesai. Oleh karena itu, kita kita memberikan ending yang sesuai dan logis.
Berikut ini salah satu rencana alur yang bisa dikembangkan dari ide cerita di atas
a. Introducing atau pengenalan
Gambaran tentang suasana di rumah duka saat ibunya meninggal.
b. Konflik
Putus harapan tokoh (misal bernama Hasan) untuk bisa melanjutkan sekolah
c. Konflik memanas
1) Ayahnya yang sering sakit-sakitan akhirnya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
2) Hasan harus menjadi orang tua untuk adik-adiknya mengurus keperluan mereka
3) Hasan bingung karena iuran sekolah yang harus segera dibayarkan mendekati masa ujian.
4) Bapakya kambuh penyakitnya dan akhirnya pulang kampung. Tepat di depan rumahnya bapaknya terjatuh dan akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir.
5) Tokoh memutuskan berhenti sekolah
d. Klimaks
Teman-teman satu kelas datang beserta bapak guru wali kelas. mereka meminta Hasan untuk kembali sekolah. Hasan menceritakan kesulitan yang diahadapi.
e. Ending
Hasan kembali bersekolah. Biaya sekolah ditanggung oleh teman-teman sekolahnya.