Kamis, 02 Februari 2012

Menemukan Gagasan pada Artikel

Menemukan Gagasan pada Artikel
Membaca Ekstensif
Ketika kamu membaca artikel atau buku, pastilah kamu bermaksud menemukan informasi atau isi dari artikel atau buku tersebut. Oleh karena itu, semua bagian dalam artikel atau buku harus kamu baca. Akhirnya, kamu dapat membedakan informasi yang dianggap penting dan tidak penting. Cara membaca yang demikian disebut membaca ekstensif.
Sebagai latihan, baca artikel dari majalah dan buku berikut ini!
Pola Asuh Efektif, Pola Asuh Penuh Cinta
Pola asuh sangat menentukan pertumbuhan anak, jadi hati-hati dalam menerapkannya. Apa, sih, pola asuh itu? Teorinya, menurut Theresia Indira Shanti, S.Psi.,M.Si., pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya, yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya.
Sayangnya pola asuh yang diterapkan orang tua tak selamanya efektif. Malah terkadang dampaknya bagi si kecil bukannya baik tapi buruk. Pola asuh yang terlalu protektif atau memanjakan anak tentu menyebabkan anak menjadi tidak kreatif atau jadi selalu tergantung pada orang lain. Makanya perlu berhati-hati menerapkan pola asuh. Perlu diingat pula pola asuh sangat menentukan pertumbuhan anak, baik dalam potensi sosial, psikomotorik, dan kemampuan afektifnya.
Syarat Pola Asuh Efektif
Jadi bagaimana pola asuh yang efektif itu? Menurut Shanti, pola asuh yang efektif bisa dilihat dari hasilnya. “Anak jadi paham kenapa harus begini atau begitu. Kenapa tak boleh iniitu. Kelak, anak akan mampu memahami aturan-aturan di masyarakat secara lebih luas lagi. Misalnya, kalau ketemu orang harus menyapa atau bersalaman, ” ujar psikolog dari Unika Atmajaya, Jakarta ini. Nah, syarat paling utama pola asuh yang efektif adalah landasan cinta dan kasih sayang. Tapi bagaimana bentuknya? Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua demi menuju pola asuh efektif.
1. Pola asuh harus dinamis
Kenapa? Karena pola asuh harus sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh, penerapan pola asuh untuk anak balita tentu berbeda dari pola asuh untuk anak usia sekolah. Pasalnya, kemampuan berpikir  balita kan masih sederhana, jadi pola asuh harus disertai komunikasi yang tidak bertele-tele dengan bahasa yang mudah dimengerti. Contohnya: “Adek enggak boleh memukul Eki, karena kalau dipukul itu sakit!”
2. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak
Ini perlu dilakukan karena setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda. Shanti memperkirakan saat usia satu tahun, potensi anak sudah mulai dapat terlihat. Umpamanya, kala si kecil mendengarkan alunan musik, dia tampak lebih tertarik ketimbang anak seusianya. Bisa jadi, ia memang memiliki potensi kecerdasan musikal. Nah, kalau orang tua sudah memiliki gambaran potensi anak, maka ia perlu diarahkan dan difasilitasi.
3. Ayah-ibu mesti kompak
Ayah dan ibu sebaiknya menerapkan pola asuh yang sama. Dalam hal ini, kedua orang tua sebaiknya “berkompromi” dalam menetapkan nilai-nilai yang boleh dan tidak. Jangan sampai orang tua saling berseberangan karena hanya akan membuat anak bingung.
4. Pola asuh mesti disertai perilaku positif dari orang tua
Penerapan pola asuh juga membutuhkan sikap-sikap positif dari orang tua sehingga bisa dijadikan contoh/panutan bagi anaknya. Tanamkan nilai-nilai kebaikan dengan disertai penjelasan yang mudah dipahami. Kelak diharapkan anak bisa menjadi manusia yang memiliki aturan dan norma yang baik, berbakti dan menjadi panutan bagi temannya dan orang lain.
5. Komunikasi efektif
Bisa dikatakan komunikasi efektif merupakan sub-bagian dari pola asuh efektif. Syarat untuk berkomunikasi efektif sederhana kok, yaitu luangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan anak. Jadilah pendengar yang baik dan jangan meremehkan pendapat anak.
6. Disiplin
Penerapan disiplin juga menjadi bagian pola asuh. Mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah atau menyimpan sesuatu pada tempatnya dengan rapi. Lantaran itu, anak pun perlu diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif mengelola kegiatannya.
Sumber: Hilman Hilmansyah. Ferdi/Tabloid Nakita, Januari 2008
Kerjakan latihan berikut!
1. Dari teks yang kamu baca, coba cari gagasan pokok tiap paragrafnya!
2. Kemudian dari gagasan pokok tersebut tulis informasi yang terdapat dalam artikel tersebut!
3. Susun informasimu menjadi bentuk artikel yang baik dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang jelas!
4. Bacakan di depan kelas untuk dinilai kawan-kawan yang lain!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar